method ekstraksi

"ANALISA OIL LOSSES PADA RENDEMEN CPO DENGAN MENGGUNAKAN METODE" EKSTRAKSI



1.         Latar Belakang Tugas Khusus
            Tanaman kelapa sawit mempunyai nilai yang sangat penting bagi kehidupan kita sehari-hari. Hal ini terlihat pada kebutuhan kita terhadap minyak nabati. Banyak tanaman lain yang dijadikan sumber minyak nabati, seperti kelapa dan kacang kedelai. Meskipun demikian, kelapa sawit adalah penyumbang minyak nabati terbesar di dunia. (Ginting,1975)
            Produk minyak kelapa sawit dikatakan memikiki efisien tinggi apabila persentase kehilangan minyak (oil losses) rendah dan biaya produksinya juga rendah. Meskipun demikian, persentase kehilangan ini masih belum bisa ditiadakan atau dihilangkan, karena sangat sulit untuk mencegah kehilangan minyak (oil losses) tersebut. (Syamsulbahri,1996)
            Dengan demikian, persentase kehilangan minyak pada rendemencpomerupakan salah satu Losses yang belum bisa dihindarkan. Oleh karenaitu penulis tertarik untuk menganalisa kehilangan minyak yang terdapat pada rendemencpodandianalisa dengan metode ekstraksisokletasi
            Dengan diketahuinya persentase dari kehilangan minyak (Oil Losses) dengan caraekstraksi sokletasi yang dianalisa di laboratorium akan lebih mempermudah pihakpabrik untuk mengetahui baik atau tidaknya persentase kehilangan minyak (OilLosses) yang diperoleh, sehingga pihak pabrik dapat memperbaiki apabila Oil Lossesyang diperoleh tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh pabrik.
2. Tujuan Tugas Khusus
    Adapun tugas khusus ini adalah :
1.      Mempelajari proses pengolahan buah kelapa sawit menjadi minyak CPO (Crude Palm Oil)
2.      Mengetahui persentase kehilangan minyak (oil losses) yang terdapat pada rendemendengan menggunakan metode ekstraksi

3.             Batasan Masalah
            Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis akan menghitung besarnya Oil Losses yang terdapat pada rendemencpodengan metode ekstraksi

4. Landasan Teori
4.1 Buah Sawit
            Tanaman kelapa sawit (Elaeis quinensis Jacq) merupakan tumbuhan tropis golongan plasma yang termasuk tanaman tahunan. Kelapa sawit yang dikenal ialah jenis Dura, Psifera dan Tenera. Ketiga jenis ini dapat dibedakan berdasarkan penampang irisan buah, yaitu jenis Dura memiliki tempurung yang tebal dan jenis Psifera memiliki biji yang kecil dengan tempurung yang tipis. Sedangkan Tenera  merupakan hasil perulangan dura dengan psifera yang menghasilkan buah bertempurung tipis dan inti yang besar. Buah sawit berukuran kecil antara 12-18 gr/butir yang terdapat pada bulir. Setiap bulir terdiri dari 10-18 bulir tergantung pada kesempurnaan penyerbukan.
Buah sawit yang dipanen dalam bentuk tandan disebut dengan tandan buah sawit. Hasil utama yang dapat diperoleh dari tandan buah sawit ialah minyak sawit yang terdapat pada daging buah (mesokarp) dan minyak inti sawit yang terdapat pda kernel. Kedua jenis minyak ini berbeda dalam hal komposisi asam lemak dan sifat fisika-kimia. Minyak sawit dan minyak inti sawit mulai terbentuk sesudah 100 hari setelah penyerbukan dan berhenti setelah 180 setelahnya. Jika tidak ada lagi pembentukan minyak maka yang terjadi ialah pemecahan trigliserida menjadi asam lemak bebas dan gliserol. (Naibaho,1998)

Gambar 1. Tandan buah sawit

4.2 Minyak Sawit
Minyak sawit merupakan hasil utama dari proses pengolahan Tanda Buah Segar (TBS). Minyak yang berasal dari kelapa sawit ada dua macam, yaitu dari daging buah (mesocarp) yang dikeluarkan dari perebusan dan pemerasan (pressan) dan dikenal sebagai minyak sawit kasar atau crude palm oil (CPO) dan minyak yang berasal dari inti disebut minyak inti sawit atau palm kernel oil (PKO) dengan hasil samping bungkil inti kelapa sawit (palm kernel meal). Disamping itu juga diperoleh produk hasil samping berupa serabut (fibre), cangkang (shell) dan abu hasil pembakaran tandan kosong.
Kelapa sawit mengandung lebih kurang 67% daging buah kelapa sawit (berondolan), 23% janjangan kosong (tandan kosong), dan 10% air (penguapan). Dalam daging buah diperoleh kadar minyak mentah (crude palm oil) sekitar 43%, biji 11%,dan ampas 13%, sedangkan dalam biji mengandung inti sekitar 5,5%, cangkang 5%, dan air 1%.
Komposisi minyak inti sawit ini hamper sama dengan minyak ynag berasal dari kelapa. Pabrik pengolahannya disebut refinery dan ekstraksi. Dari sini akan keluar lagi beberapa jenis minyak, ada yang sudah siap pakai dan ada yang harus diproses lagi untuk menjadi produk lain. Disamping minyak, akan keluar juga beberapa padatan lainnya yang langsung dapat dipakai atau harus diproses lebih lanjut.  
4.3  Komposisi Kimia Minyak Kelapa Sawit
Kelapa sawit mengandung kurang lebih 80% pericarp dan 20% buah yang dilapisi kulit tipis, kadar minyak dalam pericarp sekitar 34-40%. Kandungan karoten dapat mencapai 1000 ppm atau lebih, tetapi dalam minyak dari jenis tenara kurang lebih 500 – 700ppm. Kandungan tokoferal bervariasi dan dipengaruhi oleh penanganan selama produksi. Rata-rata komposisi asam lemak kelapa sawit dapat dilihat pada table dibawah ini.
Table 4.1 Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit dan Inti Sawit
Asam lemak
Minyak kelapa sawit
Minyak inti sawit
Asam kaprilat
-
3-4
Asam kaproat
-
3-7
Asam laurat
-
46-52
Asam miristat
1,1-2,5
14-17
Asam palmintat
30-46
6,5-9
Asam stearat
3,6-4,7
1-2,5
Asam oleat
39-45
13-19
Asam linoleat
7-11
0,5-2
  Sumber: ketaren, 1986
4.4        Inti Kelapa Sawit
Inti kelapa sawit yang diolah menghasilkan minyak inti sawit atau disebut juga palm kernel oil (PKO) dan hasil samping dari pengolahan inti kelapa sawit berupa palm kernel meal (PKM). Minyak kelapa sawit yang baik kadar asam lemak bebas yang rendah dan berwarna kuning terang serta mudah dipucatkan. Bungkil inti sawit yang diinginkan berwarna relative cerah dan bnilai gizi serta kandungan asam amonianya tiddak berubah.
Table 4.2 komposisi rata-rata inti sawit
No
Komponen
Jumlah
1
2
3
4
5
6
Minyak
Air
Protein
Extractable non nitrogen
Selulosa
Abu
47-52
6-8
7,5-9,0
23-24
5
2
Sumber : ketaren, 1986
Terdapat variasi inti sawit dalam hal padatan non minyak dan non protein Extractable non nitrogen mengandung sejumlah sukrosa, gula pereduksi dan pati, tapi dalam beberapa contoh tidak mengandung pati.
Pemisahan minyak inti sawit pada proses pengolahan pemisahan campuran zat padat dan zat cair yang dilakukan dengan cara pengepresan dan pengendapan. Kecepatan  pengendapan memegang peran penting. Kecepatan pengendapan ini tergantung pada:
1.    Perbedaan kerapatan dari zat cair dan zat padat
2.    Volume dari zat-zat padat
3.    Viskositas dari zat cair
Makin kecil dan makin ringan bagian-bagian dari zat padat dan makin kental zat cair, maka semakin lambat pula pengendapan berlangusung (Biln, 1994).
Tabel.4.1. Standar Fisik kerja pengolahan
No
Uraian
Satuan
Standar Fisik
1
Tekanan Rebusan
Kg/cm2
2,8-3
2
Masa Rebusan
menit
85-90
3
Pola Rebusan
puncak
2 atau 3
4
Suhu Massa dalam Digester
0C
90-95
5
Tekanan Kerja Single Pressing
Bar
30-50
6
Tekanan Kerja Double Pressing



First pressing
Bar
30-40

Second pressing
Bar
40-50
7
Suhu Kerja Stasiun Klarisikasi
0C
90-95
8
Tekanan Vacuum Dryer
Torr
50-55
9
Suhu Hot Water Tank
0C
90-95
10
Pemakaian Air Pengencer pada Mesin Screw Press
%
15-20
11
Kebutuhan Air pada Stasin Klarifikasi terhadap TBS
%
5,2-10,0
12
Kebutuhan Air Pabrik Per Ton TBS
M3
1,2-1,5
13
Kebutuhan Listrik Per Ton TBS
KwH
15-17
14
Kebutuhan Uap Per Ton TBS
Kg
500-600
Sumber: ICBS
4.5        Ektraksi
Ekstraksi adalah salah metode yang digunakan untuk melakukan suatu pemisahan. Tujuan dari pemisahan adalah untuk memperoleh komponen yang di inginkan dalam suatu campuran.sistem ektraksi dapat dibagi dua yaitu:
1.      Eksrtaksi padat dengan cair (leaching/ pengurasan),digunakan untuk melaarutkan zat padat yang dapat larut, yang terdapat dalam suatu campuran.
2.      Ekstraksi cair dengan cair (solvet extraction) digunakan untuk memisahkan dua jenis cairan yang saling bercampur dengan menggunakan suatu pelarut dapat melarutkan salah satu zat yang lebih banyak dari zat lainnya.
            Meskipun ekstraksi  adalah suatu metode yang berharga tetapi sering didapatkan senyawa yang tidak murni di sebabkan fraksionasi beberapa komponen didalam campuran denagn zat yang diinginkan, yang kemungkinan besar disebabkan kelarutan didalam pelarut ekstrak.
Dalam teknik ekstraksi, istilah – istilah berikut ini umumnya digunakan :
1.    Bahan ekstraksi yaitu campuran bahan yang akan diekstraksi
2.    Pelarut (media ekstraksi) yaitu cairan atau larutan yang digunakan untuk melangsungkan proses ekstraksi
3.    Ekstrak yaitu bahan yang dipisahkan dari bahan ekstraksi 
4.    Larutan ektrak yaitu pelarut setelah proses pengambilan ekstrak
5.    Rafinat ( residu extraksi) yaitu bahan ekstraksi setelah diambil ekstraknya
6.    Ekstraktor yaitu alat untuk exstraksi

4.6        Alat dan bahan
4.6.1 Alat yang digunakan
1.      Oven
2.      Timbangananalitik
3.      Desikator
4.      Tang penjepit
5.      Cawan porselen
6.      Beaker glass
7.      Kertas thimble
8.      Labuekstraksi
9.      Satu set alatekstraksi
10.  Tissue
11.  Kapas
4.6.2 Bahan yang digunakan
1.      Air rebusan
2.      Tandankosong
3.      Fibre press
4.      Biji
5.      Draft Akhir
6.      Heksana

4.7        Prosedurpercobaan

4.7.1     Penentuan % oil losses dalam air rebusan
1.      Ditimbang sampel sebanyak 10 gram dimasukkan kedalam cawanporselen yang telah diketahui beratnya
2.      Dipanaskan sampel dalam oven selama 3 jam dengan suhu 1050c
3.      Didinginkan dalam desikator selama 1 jam
4.      Ditimbang kembali untuk mengetahui kadarairnya
5.      Dimasukkan kedalam kertas thimble yang telah diketahui beratnya dan ditutup dengan kapas
6.      Ditimbang labu ekstraksi
7.      Dimasukkan 150 ml heksana kedalam labu ekstraksi
8.      Dimasukan kertas thimble kedalamalatsoklet yang telah dirangkai
9.      Diekstraksiselam 6 jam
10.  Dilepaskan labu ekstraksi dari alat soklet
11.    Dilepaskan dalam oven selama 30 menit untuk menghilangkan sisa pelarut yang masih terdapat dalam minyak
12.  Didinginkan dalam desikator selama 30 menit
13.  Ditimbang labu ekstraksi untuk mengetahui kadar minyak yang terdapat dalam sampel

4.7.2  Penentuan % oil losses dalam tandan kosong
1.   Ditimbang sampel yang telah dirajang halus sebanyak 10 gram dimasukkan kedalam kertas thimble yang telah diketahui beratnya
2.   Dipanaskan sampel dalam oven selama 3 jam dengan suhu 1050c
3.   Didinginkan dalam desikator selama 1 jam
4.   Ditimbang kembali untuk mengetahui kadar airnya
5.   Dimasukkan kedalam kertas thimble yang telah diketahui beratnya dan ditutup dengan kapas
6.   Ditimbang labu ekstraksi
7.   Dimasukkan 150 ml heksana kedalam labu ekstraksi
8.   Dimasukan kertas thimble kedalam alat soklet yang telah dirangkai
9.   Diekstraksi selama 6 jam
10. Dipanaskan dalam oven selama 30 menituntuk menghilangkan sisa pelarut yang masih terdapat dalam minyak
11.  Didinginkan dalam desikator selama 30 menit
12.  Ditimbang labu ekstraksi untuk mengetahui kadar minyak yang terdapat dalam sampel

4.7.3  Penentuan % minyak dalam biji
1.      Ditimbang sampel 10 gram biji yang diambil dari polishing drum lalu dimasukkan kedalam cawan porselen yang telah diketahui beratnya
2.      Dipanaskan sampel dalam oven selama 3 jam dengansuhu 1050c
3.      Didinginkan dalam desikator selama 1 jam
4.      Ditimbang kembali untuk mengetahui kadar airnya
5.      Dimasukkan kedalam kertas thimble yang telah diketahui beratnya dan ditutup dengan kapas
6.      Ditimbang labu ekstraksi
7.      Dimasukkan 150 ml heksana kedalam labu ekstraksi
8.      Dimasukan kertas thimble kedalam alat soklet yang telah dirangkai
9.      Diekstraksi selama 6 jam
10.  Dipanaskan dalam oven selama 30 menit untuk menghilangkan sisa pelarut yang masih terdapat dalam minyak
11.  Didinginkan dalam desikator selama 30 menit
12.  Ditimbang labu ekstraksi untuk mengetahui kadar minyak yang terdapat dalam sampel

4.7.4     Penentuan % oil losses dalam draft akhir
1.      Ditimbang sampel yang diambil dari bakfat fitang telah diaduk sebanyak 10 gram dimasukkan kedalam cawan porselenanya telah diketahui beratnya
2.      Dipanaskan sampel dalam oven selama 3 jam dengan suhu 1050c
3.      Didinginkan dalam desikator selama 1 jam
4.      Ditimbang kembali untuk mengetahui kadar airnya
5.      Dimasukkan kedalam kertas thimble yang telah diketahui beratnya dan ditutup dengan kapas
6.      Ditimbang labu ekstraksi
7.      Dimasukkan 150 ml heksanakedalamlabuekstraksi
8.      Dimasukan kertas thimble kedalamalatsoklet yang telahdirangkai
9.      Diekstraks iselama 6 jam
10.  Dipanaskan dalam oven selama 30 menit untuk menghilangkan sisa pelarut yang masih terdapat dalam minyak
11.  Didinginkan dalam desikator selama 30 menit
12.  Ditimbang labu ekstraksi untuk mengetahui kadar minyak yang terdapat dalam sampel


 sumber : teknologi.chemical.com/

Comments

Popular Posts